wanitasukabumi.com – Aku memiliki orang tua yang menurutku terlalu mengekang.
Namaku Rayi (bukan nama sebenarnya). Aku anak gadis dan tinggal bersama orangtuaku di Perum Baros, Kota Sukabumi. Aku seorang yang haus akan liburan, tapi terlalu banyak dikekang dan dilarang.
Sebagai orang yang berzodiak Aries yang dikenal berjiwa bebas, aku merasa terkurung karena lebih sering dilarang orang tua jika izin mau liburan.
“Banyak gak bolehnya karena katanya jauh. Padahal, namanya anak muda pengen main,” wanitasukabumi.com mengutip curhat Rayi, Sabtu (24/7/21).
Di usiaku yang baru menginjak 22 tahun, aku terpaksa harus berbohong ke orang tua agar berhasil pergi berlibur ke berbagai kota bersama teman-temanku.
“Banyak kota dan pulau aku sambangi, seperti Bandung, Yogyakarta, Banyuwangi, Bali dan lain-lain,” termenung seolah berusaha mengingat.
Berbohong itu tidak mudah. Setiap merencanakan main ke luar kota aku harus mencari alasan berbohong beragam. “Pernah alasan teman wisuda sampai magang. Pokoknya berbagai alasan.”
Sebagai manusia biasa, selama dalam perjalanan aku sering merasa was-was karena sudah membohongi kedua orangtuaku. “Sering dihantui rasa takut selama di perjalanan. Khawatir terjadi sesuatu.”
Jujur saja, berwisata dengan cara berbohong ini kadang juga menyisakan cerita duka. Cerita hadir dari kisah liburan menyeramkan di Banyuwangi.
Saat itu aku dan teman-teman sedang melakukan perjalanan menuju desa yang sempat viral di cerita “KKN Desa Penari”. Perjalanannya melewati hutan, tiba-tiba saja salah satu mobil berhenti sendiri dan mesin mati. Tiba-tiba lagi di telingaku ada yang berbisik, “hai”. Seketika aku langsung panik dan terdiam.
Tidak berhenti di situ, masih di perjalanan yang sama, kami berhenti untuk shalat di sebuah mushala berbentuk rumah panggung. “Lagi-lagi aku mengalami kejadian horror. Waktu sedang shalat aku merasa gak nyaman aja. Seperti ada yang meraba-raba tubuh aku gitu,“ menghela nafas.
Banyak pengalaman suka dan duka sekaligus membuat merinding. Aku hanya bisa bersyukur hingga saat ini masih diberi keselamatan.
Aku hanya ingin kedua orangtuaku yang selalu mengekang keinginanku. “Aku sadar, berbohong itu tidak baik. Aku hanya berharap kepercayaan dari kedua orangtuaku. Itu saja.”
Orang tua dan semua orang tua pastinya pernah muda, pasti tahu rasanya jadi anak muda yang pengen liburan. “Cobalah kasih kita yang muda kepercayaan dan doakan saja kita agar selamat.”
Sampai hari ini aku belum berpikir untuk jujur kepada orangtuaku. “Tapi di masa depan nanti, aku berharap agar dapat menajdi orang tua yang bisa dijadikan teman oleh anak-anakku kelak. Semoga sekhawatir apapun aku kelak, masih bisa kasih kepercayaan dan bisa dianggap teman oleh anak-anak.”
