WANITASUKABUMI.com – Rizki tidak seperti kebanyakan anak seusianya, 11 tahun. Ia lebih asyik menikmati masa bermain dan belajar di Kampung Jelegong, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.
Rizki yang kini masih tercatat sebagai siswa kelas V SD ini sepulang sekolah tanpa gengsi berkeliling kampung berjualan ubi jalar yang dikemas kantong plastik dan dijual seharga Rp 5.000 per kantong.
“Kalau sudah besar nanti, saya bercita-cita jadi polisi.”
Namun begitu, ubi jalar bukan miliknya, ia hanya membantu menjual saja. Dari jualannya itu, Rizki hanya mendapat keuntungan Rp 1.000 per kantong. Uangnya dari hasil jerih payanya itu ia tabung, atau sesekali untuk jajan.
“Setor Rp 4.000 per kantong kalau terjual,” singkat Rizki saat diwawancarai wanitasukabumi.com, Minggu, 18 Juli 2021.
Setelah berjualan, sore hari bocah pemalu dan murah senyum itu pulang ke rumah, mandi dan bersiap untuk pergi salat dan mengaji di masjid dekat rumahnya.
“Kalau sudah besar nanti, saya bercita-cita jadi polisi,” pungkas Rizki.
Di rumah, Rizki adalah putra sulung dari pasangan Lukman dan Dede Rani. Sang ayah, Lukman sebelumnya bekerja di pabrik pemotongan ayam kawasan Cibadak.
Namun akibat pandemi, Lukman terpaksa dirumahkan. Sementara sang ibu, Dede Rani sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik.
Kondisi perekonomian keluarga yang pas-pasan itu membuat Rizki tak dibesarkan menjadi anak yang manja. Alih-alih merengek minta jajan ke orang tuanya, Rizki lebih memilih berusaha mencari uang jajan sendiri dengan berjualan ubi.
Selain ubi, Rizki juga pernah menjual jagung dengan cara yang sama, dikemas dalam kantong plastik. Sekali keliling berjualan, Rizki sering membawa muatan sampai 20 kilogram.
Kelebihan dari hasil penjualan, seringkali Rizki memberi uang kepada kedua adiknya yang berusia 9 dan 2 tahun. “Alhamdulillah dagangan selalu habis. Uangnya untuk jajan atau ditabung,” imbuhnya.
Soal cita-citanya kelak, Rizkimengaku ingin menjadi seorang polisi. “Kalau sudah besar nanti, saya bercita-cita jadi polisi,” pungkas Rizki.
